Dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas yang kita pelajari hanyalah perbedaan fisik dan biologis dari pria dan wanita . Tapi kita tak pernah mempelajari tentang perbedaan psikis ataupun isi dalam otak masing masing gender.
sumber : http://www.shavemagazine.com/women/10-Psychological-Differences-Between-Men-and-Women
Meskipun kami ingin berpikir pria dan wanita cukup mirip (kecuali untuk perbedaan fisik atau reproduksi yang jelas), kita tahu bahwa ada perbedaan psikologis yang mendasar. Perbedaan-perbedaan ini tidak berarti bahwa satu jenis kelamin lebih baik daripada yang lain, tapi itu tidak berarti bahwa pasangan Anda mungkin mendapatkan perspektif yang unik, memegang pandangan yang unik, atau memiliki kemampuan yang berbeda dalam dunia yang berakar pada jenis kelamin mereka.
Berikut adalah beberapa yang menarik dan, mungkin, fakta-senang di perbedaan ini berdasarkan penelitian neuro-ilmiah.
Berikut adalah beberapa yang menarik dan, mungkin, fakta-senang di perbedaan ini berdasarkan penelitian neuro-ilmiah.
Pria lebih baik di objek orientating
Ada perbedaan otak yang ditandai pada wanita yang mungkin menjelaskan mengapa laki-laki (versus perempuan) umumnya unggul di daerah tertentu dan perjuangan orang lain. Karena parietal cortex dan amygdala yang lebih besar, pria umumnya cenderung tampil lebih baik di peta membaca, spasial tugas-tugas terkait dan matematika.
Wanita lebih baik dalam berkomunikasi
Lobus frontal (yang bertanggung jawab untuk pemecahan masalah) dan korteks limbik otak perempuan cenderung lebih besar daripada di rekan-rekan pria, yang muncul untuk memberikan wanita dengan keuntungan (atas laki-laki) dalam pemecahan masalah dan emosi.
Pria dan wanita memproses informasi pada tingkat yang berbeda
Otak laki-laki mengandung materi abu-abu lebih sedangkan otak perempuan mengandung materi yang lebih putih. Materi putih pada dasarnya meningkatkan kecepatan transmisi semua sinyal saraf yang pada akhirnya memungkinkan perempuan untuk memproses pikiran yang lebih cepat daripada rekan-rekan pria mereka.
Anak laki-laki dengan warna biru
Dari laki-laki saat lahir, pemisahan peran gender dimulai. Hal ini biasanya dimulai dengan sesuatu yang kecil, seperti selimut biru sederhana atau berbagai skema lainnya maskulin-jenis warna dan tema (yaitu dinosaurus & truk dll). Sosialisasi laki-laki untuk tidak hanya mendukung warna tertentu tetapi juga bertindak dengan cara tertentu tetap dengan mereka sepanjang hidup mereka. Ini adalah asal konsep maskulinitas dan femininitas yang konstruksi sosial dan tidak ditentukan secara biologis.
Cukup dalam warna pink
Seperti laki-laki mulai sosialisasi mereka dengan warna biru, perempuan secara tradisional jender disosialisasikan dalam warna pink. Gadis-gadis kecil memulai hidup mereka off dengan konsep feminitas dan apa yang benar-benar berarti. Pesan-pesan ini terus menegaskan kepada mereka selama hidup mereka melalui berbagai media, taktik pengasuhan dan banyak faktor lain yang memberikan kontribusi dalam lingkungan sehari-hari mereka.
Pria dan seks
Ada ide kuno bahwa libido laki-laki jauh lebih kuat daripada libido perempuan. Meskipun hal ini tidak selalu terjadi, penelitian telah menunjukkan bahwa hal itu belum tentu libido itu sendiri yang lebih kuat pada laki-laki melainkan kemudahan yang dinyatakan. Hal ini dapat ditelusuri kembali ke sifat dasar reproduksi laki-laki dibandingkan perempuan. Fakta sederhana bahwa sperma laki-laki untuk rasio telur wanita sangat tidak proporsional mendukung laki-laki; perempuan secara alami lebih selektif dalam mengekspresikan keinginan seksual mereka.
Wanita dan seks
Perempuan cenderung untuk menempatkan nilai lebih pada hubungan emosional yang terlibat dengan aktivitas seksual. Meskipun perdebatan masih keluar, apakah ini disebabkan sosialisasi atau biologi, kenyataannya adalah kebanyakan wanita ingin menghubungkan emosional sebelum menyerah dengan kebutuhan seksual mereka.
Pria berbicara logika
Pria sering menggunakan logika ketika terlibat dalam percakapan. Ada banyak diskusi tentang berapa banyak dari hal ini adalah sifat dan berapa banyak yang memelihara, tapi laki-laki pada umumnya telah diajarkan (sejak kecil) tidak secara terbuka mengungkapkan emosi, karena hal ini menunjukkan kerentanan mereka dan dapat diartikan sebagai tanda kelemahan.
Wanita berbicara emosi
Wanita berbicara dari lebih dari perspektif emosional. Hal ini sebagian disebabkan oleh kimia otak, tetapi juga pembelajaran sosial. Ada ide stereotip perempuan dalam masyarakat umum yang telah membuat lebih mudah bagi perempuan untuk secara terbuka menangis, bersimpati, tertawa dll tanpa merasa dihakimi atau rentan seperti rekan pria mereka mungkin merasa dalam situasi yang sama.
Reaksi terhadap stres
Pria telah dikenal untuk mengambil 'fight or flight' pendekatan untuk mengatasi stres. Wanita, bagaimanapun, telah ditunjukkan dalam studi untuk 'cenderung-dan-Bertemanlah,' yaitu, menciptakan dan bergabung dengan kelompok-kelompok sosial untuk dukungan dan sumber daya. Wanita umumnya cenderung memiliki jaringan dukungan sosial yang lebih besar yang tampaknya untuk membantu menghilangkan stres dan membantu dalam konfrontasi sumber stres. Tampaknya bahwa perilaku 'cenderung-dan-berteman' kemungkinan dikelola oleh faktor fisiologis dan oleh peran sosial dan budaya. Wanita umumnya lebih terbuka untuk mengekspresikan emosi mereka dan berkomunikasi dengan orang lain untuk menyelesaikan berbagai situasi stres sedangkan laki-laki tampaknya lebih memilih untuk berurusan dengan hal-hal mereka sendiri
Berikut di kutip dari sumber : https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120827070413AA4uSOL
Interaksi dengan dunia luar bagi lelaki adalah pergulatan dengan dunia luar. Pergulatan yang membutuhkan enerji besar dan keharusan untuk memenangkannya. Ia harus selalu menjadi orang yang berada di urutan teratas. Tentu saja interaksi ini berbeda jauh pada kaum perempuan yang penuh dengan kasih sayang, dunia penuh cinta, dan hubungan sosial.
Cara berfikir terhadap dunia luarpun menjadi sangat berbeda. Dimana lelaki berfikir secara sentratif (memusat) akan mengaitkan satu hal dengan hal lainnya kemudian secara bertahap membentuk sebuah gambaran yang dapat ia mengerti. Sedangkan perempuan memiliki sifat ekspansif (meluas) dimana pada tahap awalnya ia akan mencoba menjelajah segala aspek yang terkait dengan objek kemudian mengkaitkan bagian-bagian tersebut. C
ontoh sederhana adalah saat berbelanja. Bagi lelaki dimana cara berfikirnya terkonsentrasi adalah langsung membeli barang yang dibutuhkannya dan mengabaikan lainnya. Berbeda dengan perempuan yang bersifat ekspansif. Perempuan membutuhkan waktu untuk menjelajah sambil menyebarkan sifat penyayangnya. Tentu hal yang melelahkan bagi lelaki bila ia dipaksakan harus melakukan hal yang sama seperti kaum perempuan.
Contoh lainnya adalah, laki-laki kadangkala menyelesaikan masalah satu persatu, difikirkan secara seksama dan mesti sesuai dengan logika. Sedangkan perempuan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan secara bersama-sama ( sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui ) dan dapat berfikir cepat dan juga menggunakan feelingnya dalam mengambil keputusan.
Nah, disinilah kadangkala juga terjadi kesalahpahaman saat berada dalam satu wadah katakanlah organisasi,, biasanya para perempuan akan terkesan cerewet di hadapan laki-laki hanya karena si perempuan melihat laki-lakinya kurang tanggap , terkesan bertele-tele dan lama dalam menyelesaikan masalah ataupun dalam melakukan sesuatu, yang padahal para laki-laki tersebut sedang berfikir cara penyelesaian secara sempurna dan masuk akal. Sedangkan perempuan di mata laki-laki terkesan terlalu buru-buru, menyelesaikan sesuatu hanya dengan menggunakan feelingnya.. yang ujungnya akhirnya terjadi kesalahpahaman. Makanya apabila bekerjasama dalam suatu wadah, maka diperlukan azas musyawarah agar keputusan yang diambil bisa saling melengkapi satu sama lainnya..
Perbedaan lainnya terletak pada cara berfikir dalam menyelesaikan masalah. Bagi lelaki, berfikir adalah diam namun bagi perempuan berfikir sambil berbicara agar mendapatkan kejernihan dalan berfikir. Kontradiktif. Tabiat pokok para lelaki adalah perhatian pada sesuatu yang di luar. Sehingga ketika ia mengalami kesukaran maka ia akan menarik diri dan mulai berfikir secara diam. Ia berusaha memecahkan permasalahan yang dialami. Demikianlah cara lelaki bersikap agar telepas dari kesukaran dan kelelahan. Lelaki yang merasa lelah akan berusaha mencari kelegaan dengan berusaha mendapatkan tempat yang cukup tenang, jauh dari kebisingan. Dan secara umum berusaha menghindarkan diri untuk tenggelam pada perdebatan dalam bentuk apapun. Ia tidak ingin berbicara, baik pada permasalahan yang dihadapi maupun tema lainnya. Nah jadi, kalau nanti sudah menikah.. ( ayo jangan senyum-senyum ), maka kalau seorang laki-laki ( baca suami ) pulang dengan sikap diam, maka diharapkan para istri ( kesannya istrinya banyak ) jangan memaksa suami untuk menceritakan langsung tentang permasalahan yang sedang dihadapi beliau,, karena percuma saja, tidak akan dijawab dan yang biasanya terjadi malah pertengkaran..
Seni Berkomunikasi
Sudah umum dikatakan bahwa perempuan adalah makhluk cerewet yang banyak omong. Sebenarnya pendapat itu tidak salah dan juga tidak sepenuhnya benar. Kaum lelaki juga sangat suka berbicara. Kaum lelaki banyak berbicara saat di luar rumah, saat ia berjuang dan berkorban untuk mendapatkan kebutuhannya. Saat di rumah ia menjadi pendiam karena baginya rumah bukan tempat untuk berjuang. Rumah adalah tempat untuk beristirahat, mengistirahatkan otaknya. Berbeda dengan kaum perempuan yang merasa rumah adalah tempat yang tepat untuk berbicara terutama dengan suaminya ( kok suami laghi ya?? )
Di lain sisi, kaum perempuan menyukai memberikan pertolongan dan bantuan kepada sesama. Keadaan berbeda pada kaum lelaki. Perbedaan memang selalu ada selayaknya tulang rusuk yang bengkok bagi kaum lelaki, selalu berseberangan sifatnya. Tujuan memberikan bantuan bagi kaum perempuan adalah untuk membuat dia merasa diperlukan. Sementara dalam dunia kaum lelaki, memberikan bantuan sukarela dianggap sesuatu yang tak dapat diterima. Kadang ditafsirkan sebagai penghinaan atas sebuah ketidakmampuan ( gengsi laki-laki lebih tinggi ).
Cara berfikir terhadap dunia luarpun menjadi sangat berbeda. Dimana lelaki berfikir secara sentratif (memusat) akan mengaitkan satu hal dengan hal lainnya kemudian secara bertahap membentuk sebuah gambaran yang dapat ia mengerti. Sedangkan perempuan memiliki sifat ekspansif (meluas) dimana pada tahap awalnya ia akan mencoba menjelajah segala aspek yang terkait dengan objek kemudian mengkaitkan bagian-bagian tersebut. C
ontoh sederhana adalah saat berbelanja. Bagi lelaki dimana cara berfikirnya terkonsentrasi adalah langsung membeli barang yang dibutuhkannya dan mengabaikan lainnya. Berbeda dengan perempuan yang bersifat ekspansif. Perempuan membutuhkan waktu untuk menjelajah sambil menyebarkan sifat penyayangnya. Tentu hal yang melelahkan bagi lelaki bila ia dipaksakan harus melakukan hal yang sama seperti kaum perempuan.
Contoh lainnya adalah, laki-laki kadangkala menyelesaikan masalah satu persatu, difikirkan secara seksama dan mesti sesuai dengan logika. Sedangkan perempuan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan secara bersama-sama ( sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui ) dan dapat berfikir cepat dan juga menggunakan feelingnya dalam mengambil keputusan.
Nah, disinilah kadangkala juga terjadi kesalahpahaman saat berada dalam satu wadah katakanlah organisasi,, biasanya para perempuan akan terkesan cerewet di hadapan laki-laki hanya karena si perempuan melihat laki-lakinya kurang tanggap , terkesan bertele-tele dan lama dalam menyelesaikan masalah ataupun dalam melakukan sesuatu, yang padahal para laki-laki tersebut sedang berfikir cara penyelesaian secara sempurna dan masuk akal. Sedangkan perempuan di mata laki-laki terkesan terlalu buru-buru, menyelesaikan sesuatu hanya dengan menggunakan feelingnya.. yang ujungnya akhirnya terjadi kesalahpahaman. Makanya apabila bekerjasama dalam suatu wadah, maka diperlukan azas musyawarah agar keputusan yang diambil bisa saling melengkapi satu sama lainnya..
Perbedaan lainnya terletak pada cara berfikir dalam menyelesaikan masalah. Bagi lelaki, berfikir adalah diam namun bagi perempuan berfikir sambil berbicara agar mendapatkan kejernihan dalan berfikir. Kontradiktif. Tabiat pokok para lelaki adalah perhatian pada sesuatu yang di luar. Sehingga ketika ia mengalami kesukaran maka ia akan menarik diri dan mulai berfikir secara diam. Ia berusaha memecahkan permasalahan yang dialami. Demikianlah cara lelaki bersikap agar telepas dari kesukaran dan kelelahan. Lelaki yang merasa lelah akan berusaha mencari kelegaan dengan berusaha mendapatkan tempat yang cukup tenang, jauh dari kebisingan. Dan secara umum berusaha menghindarkan diri untuk tenggelam pada perdebatan dalam bentuk apapun. Ia tidak ingin berbicara, baik pada permasalahan yang dihadapi maupun tema lainnya. Nah jadi, kalau nanti sudah menikah.. ( ayo jangan senyum-senyum ), maka kalau seorang laki-laki ( baca suami ) pulang dengan sikap diam, maka diharapkan para istri ( kesannya istrinya banyak ) jangan memaksa suami untuk menceritakan langsung tentang permasalahan yang sedang dihadapi beliau,, karena percuma saja, tidak akan dijawab dan yang biasanya terjadi malah pertengkaran..
Seni Berkomunikasi
Sudah umum dikatakan bahwa perempuan adalah makhluk cerewet yang banyak omong. Sebenarnya pendapat itu tidak salah dan juga tidak sepenuhnya benar. Kaum lelaki juga sangat suka berbicara. Kaum lelaki banyak berbicara saat di luar rumah, saat ia berjuang dan berkorban untuk mendapatkan kebutuhannya. Saat di rumah ia menjadi pendiam karena baginya rumah bukan tempat untuk berjuang. Rumah adalah tempat untuk beristirahat, mengistirahatkan otaknya. Berbeda dengan kaum perempuan yang merasa rumah adalah tempat yang tepat untuk berbicara terutama dengan suaminya ( kok suami laghi ya?? )
Di lain sisi, kaum perempuan menyukai memberikan pertolongan dan bantuan kepada sesama. Keadaan berbeda pada kaum lelaki. Perbedaan memang selalu ada selayaknya tulang rusuk yang bengkok bagi kaum lelaki, selalu berseberangan sifatnya. Tujuan memberikan bantuan bagi kaum perempuan adalah untuk membuat dia merasa diperlukan. Sementara dalam dunia kaum lelaki, memberikan bantuan sukarela dianggap sesuatu yang tak dapat diterima. Kadang ditafsirkan sebagai penghinaan atas sebuah ketidakmampuan ( gengsi laki-laki lebih tinggi ).
Terima kasih sudah membaca artikel ini semoga anda bisa memahamai dengan cepat tentang mengapa banyak terjadi konflik pemikiran dan perasaan saat anda berada dalam suatu hubungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar