Mempelajari mengapa setiap sudut pandang manusia berbeda beda bahkan bisa mengakibatkan konflik. mereka benar menurut masing masing dan tidak ada hakim yang bisa menentukan kesejatian atas kebenaran tersebut. Pemikiran benar dan yakin berasal dari apa yang kita dapat dari kehidupan kita, namun keegoisan melanda saat orang lain berbeda pendapat. memang seharusnya kita mencoba apa yang menurut orang lain benar namun jiwa ini seperti terkurung. maka sia sia saja perdebatan itu jika kita tidak merasakan apa yg menurut orang lain benar. sampai kapan pun manusia tetap seperti tanah yang akan menolak apabila di.dorong. disinilah seharusnya hati yang berbicara saat logika membara seperti api neraka. intinya jika manusia merasa benar dan.yakin itu hanya kesia siaan saja karena tidak ada kebenaran sejati di dunia ini.- david sahetapy -
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Egoisme merupakan motivasi untuk mempertahankan dan
meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri. Egoisme
berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli dengan
penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap
sebagai teman dekat. Istilah lainnya adalah "egois". Lawan dari egoisme
adalah altruisme.
Hal ini berkaitan erat dengan narsisme,
atau "mencintai diri sendiri," dan kecenderungan mungkin untuk
berbicara atau menulis tentang diri sendiri dengan rasa sombong dan
panjang lebar. Egoisme dapat hidup berdampingan dengan kepentingannya
sendiri, bahkan pada saat penolakan orang lain. Sombong adalah sifat yang menggambarkan karakter seseorang yang bertindak untuk memperoleh nilai dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang ia memberikan kepada orang lain. Egoisme sering dilakukan dengan memanfaatkan altruisme, irasionalitas dan kebodohan orang lain, serta memanfaatkan kekuatan diri sendiri dan / atau kecerdikan untuk menipu.
Egoisme berbeda dari altruisme, atau bertindak untuk mendapatkan
nilai kurang dari yang diberikan, dan egoisme, keyakinan bahwa
nilai-nilai lebih didapatkan dari yang boleh diberikan. Berbagai bentuk
"egoisme empiris" bisa sama dengan egoisme, selama nilai manfaat
individu diri sendirinya masih dianggap sempurna.
Egois adalah sifat dasar kebanyakan manusia di jaman sekarang ini , mereka hanya melihat dari sudut pandang mereka masing-masing . Tak pernah peduli apa pendapat orang tentang dirinya atau teorinya , hingga kadang menyebabkan emosi yang tinggi saat ego naik dan tak tertahankan. Tidak bisa dipungkiri bahwa memang manusia mempunyai ego yang sagat tinggi , tak pernah melihat dari sudut pandang orang lain . Sebagai contoh lihat lah acara debat di TV mereka mempertahankan teori masing masing menurut kelonpok , pengetahuan , dan pengalamannya . Seharusnya jika menurut golongan A bahwa golongan B salah m dan jika menurut golongan B bahwa golongan A salah .. Disini harus ada penengah untuk mencari titik temu , ketahuilah serumit apapun sesuatu di dunia ini pasti ada titik temunya . Serumit apapun perbedaan pendapat atau teori pasti ada titik temuny . Kita hanya dituntut untuk mencari dengan kesabaran dengan tidak emosi dan tidak pernah merasa bosan . Biarkan lah ketenangan dan perdamaian yang menuntun kita dan biarkan Tuhan membantu dalam urusan ini . Lama- lama kita akan dibukakan titik temu antara dua sisi yang berlawanan dan bertolak belakang .
Sebagai contoh titik temu dari positif dan negatif adalah 0, titik temu adalah penyeimbang yang netral tidak memberatkan kesatu pihak , dan tidak merugikan juga .
artikel ini original dari otak saya dengan bantuan Tuhan sepenuhnya .