--> Skandal fashion minim wanita | BOSICA.ME

Knowledge is power. Information is liberating. Education is the premise of progress, in every society, in every family. -Kofi Annan-

01/12/13

Skandal fashion minim wanita

| 01/12/13

A.FENOMENA

mengacu kepada teori Sigmund Freud yang mengatakan bahwa seks adalah penggerak aktivitas manusia,muncullah generasi baru yang mengenyampingkan moralitas sebagai pembatas (aurat) bagi hasrat seksual

Aurat wanita masih merupakan barang tabu dan langka untuk dipertontonkan hingga awal abad 20.Pakaian bagi wanita masih relatif tertutup dengan bentuk yang lebar menutupi ujung lengan hingga mata kaki. Bahkan, ada yang sampai menempel dengan tanah. Pada 1950-an, muncul era 'you can see' yang memamerkan lengan atas hingga ketiak wanita. Dapat dikatakan mulai dari masa inilah dimulainya era 'ketelanjangan' wanita.

Kemudian oleh para konspirator dalam dunia mode, dimulailah bertebaran pemandangan belahan dada, punggung (back less), dan belahan pantat (bottom less).
Dengan diperkenalkan bra tanpa tali pada tahun 1968, para desainer mendapatkan kesempatan untuk lebih mengeksplorasi pakaian model top less (atasan terbuka).
Lalu, di penghujung millenium kedua, mata para pria sangat di manjakan oleh tiga perempat bagian tubuh wanita yang terbuka dengan bebasnya di tengah keramaian. Ada kekhawatiran (mungkin bagi sebagian lain menjadi harapan) bahwa beberapa puluh tahun mendatang kondisi ketelanjangan perempuan mungkin akan kembali seperti zamannya Hawa, alias tanpa sehelai benang pun
bandingkan


















B.konseptor di balik ketelanjangan wanita

Sulit memang untuk menunjuk hidung siapa konseptor di balik perendahan derajat wanita ini. Paling tidak secara langsung. Namun, banyak kritikus mengatakan bahwa peran serta para perancang mode sekuler (bersifat duniawi atau kebendaan) tidak dapat di lepaskan dari aroma skenario ini. Secara logika, barangkali merekalah yang menyosialisasikan lebih jauh mengenai 'ketelanjangan'. Produk-produk fashion dilabel sebagai kendaraan menuju kebebasan wanita yang sesungguhnya.Tetapi, di balik keuntungan komersil jutaan dolar dari bisnis 'menelanjangi wanita ini, banyak orang menduga ada proyek lain yang lebih besar di balik gerakan itu. Lalu, para perancang , model, dan artis, sadar atau tidak sadar menjadi bagian kecil dari permainan ini. Tujuan besarnya memobilisasi sebanyak-banyaknya perempuan dunia untuk memberontak terhadap aturan dalam kitab-kitab suci. Muaranya adalah "Pembangkangan kepada Tuhan"

wanita semakin murah untuk di lihat tubuhnya bahkan sampai diraba pun sudah menjadi hal biasa untuk saat ini 

Related Posts

berikan kontribusi gratis hanya dengan klik iklan di bawah ini